Pengembang pohon ini sendiri sukes mendapatkan empat medali emas dari Royal Horticultural Society, namun meski telah menjadi pohon paling banyak difoto sepanjang sejarah, baru saat ini saja pohon karnivora terbesar itu tersebut diakui sebagai spesies tanaman baru.
Nepethes robcantleyi, nama baru untuk pohon ini, diberikan setelah sampel daun dan fotonya diberikan pada Martin Cheek, pakar klasifikasi tumbuhan dari Royal Botanic Gardens, Inggris.
“Ini bukanlah cara yang biasa untuk menemukan spesies baru,” kata Cheek, dikutip dari Independent, 26 Desember 2011. “Penemuan ini sangat tidak lazim dan merupakan kejutan besar,” ujarnya.
Cheek menyebutkan, saat ia diberikan sampel dan foto-foto pohon tersebut, tidak perlu waktu lama baginya mendapati spesies ini adalah spesies baru bagi ilmu pengetahuan. “Tumbuhan ini sangat besar, dramatis, dan spektakuler,” kata Cheek.
Untuk memangsa hewan, tanaman ini punya celah di bunganya sehingga bisa memancing serangga, reptil, sampai hewan mamalia masuk ke dalam kawah yang penuh asam klorida dan enzim yang mampu mengurai tubuh hewan itu untuk dijadikan nutrisi. Kandungan zat-zat yang ada di dalam bunga itu sendiri serupa dengan isi perut manusia.
Nepethes robcantleyi sendiri pertamakali ditemukan oleh Rob Cantley, mantan polisi asal Hong Kong yang beralih profesi ke industri tanaman. Pohon itu ia temukan pada tahun 1997 saat ia menjelajah hutan lindung di Mindanao, Filipina. Ia kemudian mengumpulkan beberapa bibit dan berhasil menumbuhkannya.
Bunga tanaman Nepethes robcantleyi sedang mencerna cicak |
Di alam bebas, kata Cantley, tumbuhan ini mungkin makan tanaman lain atau serangga. “Namun di penangkaran, mereka seringkali menangkap hewan lain seperti tikus dan kadal kecil,” dia menambahkan.