Tekcomjar - Patung-patung batu raksasa berbentuk kepala manusia di Easter Island telah lama menjadi misteri besar di dunia arkeologi. Namun, misteri itu kini telah terkuak.
Penelitian ilmiah patung-patung itu pertama kali dilakukan oleh penjelajah asal Inggris, Katherine Routledge pada 1916. Penelitian itu menjelaskan peradaban luar biasa masyarakat Moai yang tinggal di pulau Pasifik Selatan yang berjarak 2.300 mil dari Chili.
Baru-baru ini, penelitian itu dilakukan kembali. Hasilnya juga mengarah pada penemuan penting yang telah dilakukan pada 95 tahun silam itu.
Dari penelitian ulang itu diketahui, pertama, ternyata ada 1.042 dari angka-angka yang diukir pada patung-patung itu. Bukan 887 seperti yang selama ini diyakini.
"Dalam penelitian kami, telah menemukan 90 patung dan kami tahu telah menemukannya lebih banyak," kata arkeolog asal Amerika Serikat, Jo Anne Van Tilburg yang juga selaku kepala proyek penelitian ini sebagaimana dilansir laman expres.co.uk.
Awalnya, patung-patung itu diperkirakan dibuat secara serampangan, namun sekarang para peneliti mengatakannya monolit yang menunjukkan sebuah masyarakat yang sadar kelas.
"Tampaknya ada korelasi antara ukuran patung dan posisi sosial mereka yang mengukir itu," kata Dr Van Tilburg.
Satu patung, secara utuh, memiliki tinggi 69 kaki dengan berat 270 ton. Sedangkan di bagian yang menancap ke tanah dari beberapa patung memiliki kedalaman sekitar 50 kaki.
Patung-patung itu dibangun oleh penduduk Polinesia antara tahun 1250 dan 1500. Pembangunan ini dimaksudkan untuk menggambarkan wajah hidup nenek moyang Moai yang telah mati.