Menurut salah seorang insinyur Iran, alat spesialis peperangan elektronik itu memotong kontak pada pesawat tak berawak AS. Kemudian, sentinel itu menyetel ulang koordinat GPS pada pesawat, dan mendaratkannya di wilayah Iran.
Dengan menempatkan kebisingan, jamming, pada komunikasi, Anda memaksa pesawat siluman ke dalam autopilot sehingga pesawat itu kehilangan kendali. Tekik yang disebut "spoofing" itu menggunakan data latitudinal dan longitudinal yang tepat. Akibatnya, pesawat mendarat sendiri di tempat yang diinginkan tanpa harus memecahkan sinyal remote control dan komunikasi dari pusat kontrol AS.
Mantan anggota Angkatan Laut AS spesialis perang elektronik, Robert Densmore mengatakan, skenario pembajakan digital yang dilakukan oleh Iran itu sepenuhnya masuk akal.
"Saya tidak akan mengatakan itu mudah, tetapi teknologi itu ada," jelasnya.