Sejak tahun 2010 telinga kiri Sherrie Walter harus diambil akibat kanker
kulit. Tapi kini ia telah memiliki telinga baru yang dibuat dilengan
dengan menggunakan tulang rawan dari rusuknya.
Awalnya Sherrie didiagnosis dengan basal cell carcinoma dan telah menyebar ke jaringan di sekitarnya sehingga telinga kirinya harus diangkat bersama dengan beberapa bagian tengkorak dan saluran telinga.
Sekitar 4 tahun yang lalu Sherrie tidak berpikir bahwa koreng atau luka di telinganya adalah kanker. Ia sempat diresepkan dengan antibiotik tapi tak kunjung sembuh hingga akhirnya 8 bulan kemudian ia menemui dokter kulit.
Dokter tersebut memeriksanya kurang dari 5 menit dan langsung mengatakan bahwa itu adalah kanker. Sherrie pun melakukan pengobatan agresif untuk menghapus 7 lapisan kulit dan saat itu telinganya masih utuh.
Namun pada Oktober 2010 Sherrie menemukan darah di dalam telinganya dan dokter mengatakan bahwa kanker tersebut telah menyebar ke saluran telinga kirinya. Dokter pun melakukan operasi selama 16 jam untuk menghapus saluran telinga, gendang telinga dan sebagian telinga kirinya serta beberapa kelenjar dan jaringan di sekitarnya.
Hingga akhirnya ia ditawari kesempatan untuk menerima prosedur inovatif yang sama sekali baru, yaitu mengambil tulang rawan dari tulang rusuknya kemudian akan ditempatkan di bawah kulit lengan selama berbulan-bulan untuk tumbuh.
"Saya merasa seperti percobaan dalam menjalani prosedur ini," ujar Sherrie (42 tahun) yang menjalani prosedur di Johns Hopkins Hospital, Maryland seperti dikutip dari Dailymail.
Tim ini dipimpin oleh Dr Patrick Byrne, seorang profesor bedah THT-kepala dan leher di Johns Hopkins University School of Medicine. Diketahui butuh waktu sekitar 4 bulan bagi organ baru ini untuk ditumbuhkan di bawah kulit lengan kirinya sebelum dipindahkan ke sisi kiri kepala pada bulan Maret 2012.
"Kami tanamkan telinga di dekat pergelangan tangan dan hanya membiarkannya disana sampai semua kulit bisa tumbuh menjadi telinga," ujar Dr Byrne.
Hingga akhirnya pada bulan Maret 2012 telinga baru ini ditempelkan ke sisi kiri kepalanya dan dokter mulai bekerja secara kosmetik sehingga nanti bentuk telinganya menyerupai telinga sebelah kanan.
"Menurut pendapat saya kini hanya masalah mengurangi pembengkakan dan menyembuhkan, setelah ia sembuh saya yakin dia akan memiliki telinga yang terlihat normal," ujar Dr Byrne.
Meski begitu, walaupun pemulihannya belum berakhir, tapi Sherrie menganggap dirinya beruntung dan berharap orang lain belajar dari kisahnya yaitu gunakan selalu tabir surya dan segera lakukan pemeriksaan agar tidak terlambat.
Sumber :
detik.com
Awalnya Sherrie didiagnosis dengan basal cell carcinoma dan telah menyebar ke jaringan di sekitarnya sehingga telinga kirinya harus diangkat bersama dengan beberapa bagian tengkorak dan saluran telinga.
Sekitar 4 tahun yang lalu Sherrie tidak berpikir bahwa koreng atau luka di telinganya adalah kanker. Ia sempat diresepkan dengan antibiotik tapi tak kunjung sembuh hingga akhirnya 8 bulan kemudian ia menemui dokter kulit.
Dokter tersebut memeriksanya kurang dari 5 menit dan langsung mengatakan bahwa itu adalah kanker. Sherrie pun melakukan pengobatan agresif untuk menghapus 7 lapisan kulit dan saat itu telinganya masih utuh.
Namun pada Oktober 2010 Sherrie menemukan darah di dalam telinganya dan dokter mengatakan bahwa kanker tersebut telah menyebar ke saluran telinga kirinya. Dokter pun melakukan operasi selama 16 jam untuk menghapus saluran telinga, gendang telinga dan sebagian telinga kirinya serta beberapa kelenjar dan jaringan di sekitarnya.
Hingga akhirnya ia ditawari kesempatan untuk menerima prosedur inovatif yang sama sekali baru, yaitu mengambil tulang rawan dari tulang rusuknya kemudian akan ditempatkan di bawah kulit lengan selama berbulan-bulan untuk tumbuh.
"Saya merasa seperti percobaan dalam menjalani prosedur ini," ujar Sherrie (42 tahun) yang menjalani prosedur di Johns Hopkins Hospital, Maryland seperti dikutip dari Dailymail.
Tim ini dipimpin oleh Dr Patrick Byrne, seorang profesor bedah THT-kepala dan leher di Johns Hopkins University School of Medicine. Diketahui butuh waktu sekitar 4 bulan bagi organ baru ini untuk ditumbuhkan di bawah kulit lengan kirinya sebelum dipindahkan ke sisi kiri kepala pada bulan Maret 2012.
"Kami tanamkan telinga di dekat pergelangan tangan dan hanya membiarkannya disana sampai semua kulit bisa tumbuh menjadi telinga," ujar Dr Byrne.
Hingga akhirnya pada bulan Maret 2012 telinga baru ini ditempelkan ke sisi kiri kepalanya dan dokter mulai bekerja secara kosmetik sehingga nanti bentuk telinganya menyerupai telinga sebelah kanan.
"Menurut pendapat saya kini hanya masalah mengurangi pembengkakan dan menyembuhkan, setelah ia sembuh saya yakin dia akan memiliki telinga yang terlihat normal," ujar Dr Byrne.
Meski begitu, walaupun pemulihannya belum berakhir, tapi Sherrie menganggap dirinya beruntung dan berharap orang lain belajar dari kisahnya yaitu gunakan selalu tabir surya dan segera lakukan pemeriksaan agar tidak terlambat.
Sumber :
detik.com