Tampilkan postingan dengan label ISLAM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ISLAM. Tampilkan semua postingan

10 MANFAAT BERDOA BAGI KESEHATAN


Menurut sebuah penelitian terbaru, praktik kerohanian dan agama bisa mengusir depresi dan menjauhkan seseorang dari berbagai penyakit.Jika Anda adalah seorang yang religius, spiritual, dan sering meluangkan waktu untuk berdoa setiap hari, kini ada bukti bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi otak dan tubuh Anda. Menurut sebuah penelitian, praktik kerohanian dan agama bisa melawan depresi – khususnya untuk orang yang cenderung mengalami penyakit tersebut – dengan mempertebal korteks otak.
Penelitian yang dilakukan Lisa Miller, profesor sekaligus direktur Clinical Psychology dan direktur Spirituality Mind Body Institute di Teachers College, Columbia University, diuji coba terhadap 103 orang yang berisiko tinggi mengalami depresi. Tingkat risiko tersebut ditentukan berdasarkan sejarah keluarga mereka. Saat memetakan aktivitas dan struktur otak mereka menggunakan MRI, secara teratur memiliki korteks lebih tebal dibandingkan mereka yang tidak.
Penipisan korteks, khususnya di bagian tertentu di otak merupakan indikator semakin memburuknya kesehatan, terutama karena depresi.Korteks lebih tebal mengindikasikan bahwa peluang orang tersebut menderita depresi lebih kecil, sehingga menunjukkan bahwa doa dan kerohanian benar-benar menghasilkan beberapa manfaat luar biasa bagi otak manusia.Penelitian itu merupakan satu dari beberapa penelitian lain yang juga pernah membuktikan hal serupa. Ketika kami membandingkan berbagai temuan yang ada di semua studi, Berikut info yang dikutip dari berjambang.blogspot.com:

1. Membebaskan diri Anda dari stres:
Berdoa memengaruhi kondisi pikiran, membantu Anda rileks dan dengan demikian mengurangi efek stres terhadap berbagai organ tubuh. Berdoa tak hanya bermanfaat untuk mengurangi stres mental, tapi juga membantu memerangi stes fisik dan bahkan meredakan reaksi emosional Anda terhadap stres tersebut.

2. Mengurangi peluang Anda menderita depresi dan kegelisahan:
Menurut sebuah penelitian di Inggris, yang diterbitkan di British Journal of Health Psychology, berdoa bisa mengurangi risiko terserang depresi dan kegelisahan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa Anda cenderung merasa positif dan tidak tertekan jika berdoa di tempat ibadah.

3. Membantu Anda mengatasi serangan emosional:
Berdoa sangat bermanfaat dalam memberikan kekuatan untuk mengatasi stres yang Anda alami dari hari ke hari. Berdoa memungkinkan Anda untuk merenung sendirian, sehingga Anda bisa berpikir dan fokus terhadap diri sendiri serta mengurangi tekanan mental.

4. Menjauhkan dari segala penyakit yang berhubungan dengan stres:
Penyakit kronis seperti jantung, diabetes, darah tinggi, maag dan migrain diyakini terjadi karena terlalu banyak stres. Menurut ahli terapi alternatif seperti Ayurveda, stres merupakan alasan utama terjadinya penumpukan racun di dalam tubuh, yang tidak hanya mengarah kepada penyakit kronis seperti diabetes, tapi juga penyakit kanker.

5. Membuat Anda lebih bahagia:
Sebuah penelitian yang dilakukan Dr. Andrew Newberg dari Department of Psychiatry di University of Pennsylvania, menemukan fakta bahwa berdoa bisa meningkatkan kadar dopamine atau “hormon gembira” di otak Anda. Membuat Anda lebih bahagia dan lebih damai.

6. Membuat Anda menjadi orang yang lebih baik:
Penelitian serupa juga menemukan bahwa praktik religius bisa membantu mengurangi tingkat ego seseorang dengan cara memengaruhi bagian otak yang berhubungan dengan emosi itu. Oleh karena itu, berdoa membuat Anda lebih rendah hati, mengurangi keserakahan Anda terhadap materi dan membantu membentuk Anda menjadi orang yang lebih baik.

7. Mempercepat pemulihan pascaoperasi:
Beberapa penelitian lain menemukan bahwa berdoa bisa membantu mempercepat penyembuhan luka pascaoperasi. Hal tersebut dikarenakan jika Anda sedang merasa tertekan, tubuh memfokuskan seluruh upayanya untuk menyeimbangkan diri; sehingga mengakibatkan kurangnya sumber daya untuk menyembuhkan luka.

8. Menjauhkan bebagai penyakit:
Berdoa bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Sebuah penelitian tertentu juga menemukan bahwa berdoa juga berguna untuk mengurangi gejala asma. Penelitian mengapa reaksi semacam ini terjadi masih terus dilakukan.

9. Baik untuk kesehatan jantung Anda:
Berdoa terbukti memiliki banyak manfaat bagi fungsi jantung. Berdoa dikenal mampu mempercepat pemulihan jantung setelah terjadinya serangan jantung dan operasi. Selain itu, berdoa juga membantu mengatur detak jantung Anda, membuatnya lebih kuat dan mengurasi tekanan.

10. Membantu Anda hidup lebih lama:
Selain beberapa manfaat di atas, salah satu kegunaan utama berdoa adalah membuat Anda hidup lebih lama. Dengan meminimalkan efek buruk stres dan faktor lingkungan, berdoa membantu memulihkan tubuh dengan lebih baik dan membuat Anda menua dengan lebih sehat. Berdoa bermanfaat menyembuhkan tubuh Anda dengan lebih cepat dan menaklukkan semua penyakit yang cenderung menyerang ketika Anda bertambah tua.

Continue Reading | komentar

Mukjizat Al Quran, Ramalan yang Terbukti




Alqur'an selalu fenomenal, bukan hanya isinya yang merupakan mukjizat terbesar, bahkan para musuh kitab ini sampai saat ini juga selalu melakukan serangan dan kritikan, tentu saja karena rasa iri karena kitab sucinya sendiri tak sesakti Alquran. Coba saja perhatikan beberapa kejadian pemalsuan Alqur'an, Rencana Pembakaran Al-Qur’an dan lainnya.
 
Keajaiban Al-Quran dalam meramalkan, maksudnya firman yang saat alquran diturunkan belum terbukti dan kini sudah terbukti banyak yang terjadi. Berita yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar-Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.
 
Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (Al Qur'an, 30:1-4)
 
Ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali.
 
Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang.

Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of theByzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
 
Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat pertama Surat Ar-Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi.

Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur'an takkan pernah menjadi kenyataan.


 
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia.

Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.).

Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an, secara ajaib menjadi kenyataan.
 
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun pada masa itu.
 
Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardhi" dalam bahasa Arab, diartikan sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya.

Kata "Adna" dalam bahasa Arab diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardhi" yang berarti "bumi". Karena itu, ungkapan "Adnal Ardli" berarti 'tempat paling rendah di bumi'.
 
Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania.

Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.
 
Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasanya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi.

Namun, dalam Al Qur'an, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti lagi bahwa Al Qur'an adalah wahyu Ilahi.(gph-blog.blogspot.com)
Continue Reading | komentar

Fakta Unik Kumandang Adzan



Lima kali sehari, suara adzan selalu berkumandang di sekitar wilayah yang mayoritas umatnya beragama islam. Selama masih di Indonesia, tampaknya satu hal yang akan selalu hampir kita dengar setiap lima waktu dalam setiap hari adalah suara adzan. Ya, dari Sabang sampai Merauke, kita masih diberi kesempatan untuk mendengarkan adzan. Kecuali tentu saja di beberapa daerah yang mayoritas penduduknya non-Muslim.
 
Adzan merupakan media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.
 
Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan.
 
Apabila telah dikumandangkan, wajib hukumnya umat muslim di dunia untuk melaksanakan sholat. Di balik merdunya suara Adzan yang berkumandang, ada keistimewaan tersendiri dari adzan, sehingga bagi muadzin (orang yang menyerukan azan) sekalipun, Allah telah menjanjikan pahala kepadanya. Di balik keistimewaannya, adzan juga menyimpan fakta yang mengagumkan.

1. Kalimat penyeru yang mengandung kekuatan dahsyat
 
Begitu adzan berkumandang, kaum muslim yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah akan segera bergegas ke masjid menunaikan salat. Tanpa sadar syaraf akan memerintahkan tubuh untuk segera menunaikan salat.  Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak umat muslim mendadak bergetar hebat, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi). Seakan suara khas adzan telah tertanam dalam alam bawah sadar setiap muslim. Sehingga ketika mendengarnya, indra-indra tubuh mereka lalu bergerak untuk salat. Suara adzan seakan telah menyentuh fitrahnya untuk beribadah.
 
2. Banyak non-muslim yang menjemput hidayah setelah mendengar adzan
 
Banyak kisah perjalanan hidup kaum mualaf hingga akhirnya menemukan hidayah yang seringkali menyentuh nurani. Berbagai sebab mereka akhirnya masuk Islam. Salah satu sebab yang sering terjadi adalah suara adzan yang didengar mereka, telah menggetarkan hari dan kesadaran terdalam untuk mengucap syahadat. Seakan fitrah Islam dalam diri mereka terbangkitkan melalui alunan adzan itu.
 
Kementerian Urusan Agama Turki pernah melansir sedikitnya 634 orang telah masuk Islam selama tahun 2011, termasuk 467 wanita, yang berusia rata-rata 30 sampai 35 tahun, dan berasal dari kebangsaan yang berbeda mulai dari Jerman, Maldiva, Belanda, Perancis, Cina, Brasil, AS, Rumania dan Estonia. Mereka adalah turis-turis yang tengah melancong ke Turki.
 
Di kota Kayseri Turki sendiri, sedikitnya 14 orang telah masuk islam selama empat tahun terakhir, termasuk 10 wanita. Grand Mufti kota Kayseri, Syaikh Ali Marasyalijil menyebutkan umumnya mereka masuk Islam setelah tersentuh mendengar alunan adzan.
 
Rapper papan atas Amerika Serikat, Chauncey L Hawkins yang populer disapa Loon bahkan mengakui masuk Islam setelah mendengar suara adzan saat dirinya tengah berkunjung ke Abu Dhabi, Dubai.
 
Masih banyak lagi kisah menyentuh mualaf yang masuk Islam setelah mendengar alunan kumandang adzan.
 
3. Perintah adzan datang melalui mimpi
 
Pada awalnya Rasulullah SAW tidak tahu dengan cara yang digunakan untuk mengingatkan umat muslim bila waktu salat tiba. Ada sahabat yang menyampaikan usul untuk mengibarkan bendera, menyalakan api di atas bukit, meniup terompet, dan membunyikan lonceng. Semua saran itu dianggap kurang cocok.
 
Hingga datanglah sahabat, Abdullah bin Zaid yang bercerita jika dia mimpi bertemu dengan seseorang yang memberitahunya untuk mengumandangkan adzan dengan menyerukan lafaz-lafaz adzan seperti saat ini. Lalu dikabarkanlah perihal mimpi ini kepada Rasulullah. Umar bin Khathab mendengar hal itu dan ternyata dia juga mengalami mimpi yang sama. ”Demi Tuhan yang mengutusmu dengan Hak, ya Rasulullah, aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat (di dalam mimpi)”. Lalu Rasulullah bersabda: ”Segala puji bagimu.”  Rasulullah menyetujui untuk menggunakan lafaz-lafaz adzan itu sebagai tanda waktu salat tiba.
 
4. Dikumandangkan saat peristiwa-peristiwa bersejarah
 
Selain digunakan untuk menandakan waktu salat tiba, adzan juga dikumandangkan pada momen-memen penting dan bersejarah. Misalnya ketika seorang bayi lahir. Selain itu, saat peristiwa penting dalam Islam terjadi, adzan juga berkumandang. Ketika pasukan Rasulullah berhasil menguasai Makkah dan berhala-berhala di sekitar ka’bah dihancurkan, Bilal bin Rabbah mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah.
 
Peristiwa lain, ketika Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur, beberapa perajurit Ottoman masuk ke dalam lalu mengumandangkan adzan sebagai tanda kemenangan mereka.

5. Bilal tak kuat meneruskan adzan
 
Setelah Rasul wafar, Bilal tak kuasa lagi mengumandangkan adzan karena selalu menangis setiap kali mengingat Rasul.

6. Miliaran kali dikumandangkan sejak 14 abad lalu
 
Adzan dikumandangkan 5 kali sehari. Semenjak adzan pertama kali dikumandangkan 14 abad lalu hingga saat ini, tak dapat dihitung berapa juta kali adzan telah berkumandang.
 
Anggaplah setahun 356 hari. Jika 14 abad adalah 1400 tahun, maka 1400 tahun x 356 hari = 511000 hari. Dalam satu hari, adzan 5x dikumandangkan. Sehingga sedikitnya adzan telah dikumandangkan 2.555.000 kali. Jika dalam satu hari ada 1 juta muslim di dunia yang mengumandangkan adzan, jadi adzan telah dikumandangkan sebanyak 2.555.000.000.000 kali. Subhanallah!

7. Tak henti dikumandangkan hingga kiamat
 
Bumi berbentuk bulat. Ini menyebabkan terjadi perbedaan waktu solat pada setiap daerah. Ketika adzan telah selesai berkumandang di satu daerah, maka selanjutnya adzan berkumandang di daerah lain.
 
Satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula Sumatera. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
 
Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.
 
Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.
 
Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.
 
Sebelum adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul.
 
Begitu seterusnya adzan terus berkumandang di bumi dan tidak pernah berhenti hingga kiamat terjadi. Subahanallah



Continue Reading | komentar

Rahasia di Balik Urutan Tinggi Jari


jari_muslim
Apa makna di balik urutan tinggi jari tangan?
Tidak mudah juga untuk menjawab ini. Mungkin jawaban umumnya adalah hal itu diciptakan agar manusia senantiasa mudah menggenggam atau mencengkeram sesuatu didalam aktivitasnya.
Namun jika saya boleh membaca atas petunjuk Alquran, maka saya simpulkan bahwa rahasia dibalik tinggi jari yang berbeda-beda itu adalah merupakan TANDA perjalanan kehidupan manusia itu sendiri.
Mari kita segera telusuri.
1. Jari kelingking. (Zaman Adam)
Mengapa saya simpulkan bahwa jari kelingking adalah zaman Adam?
Kita harus pahami bahwa bahasa Alquran dibaca dengan cara dimulai dari kanan ke kiri. Dan nama Allah yang tercetak di jari kita pun, huruf Alif nya adalah jari kelingking.
Dari itulah saya simbolkan bahwa Jari Kelingking adalah zaman Adam. Karena memang Adam lah Manusia Pertama.
2. Jari Manis. (Zaman Idris)
Lihatlah gambar dibawah. Mengapa setelah Kelingking, terdapat Jari Manis yang ukurannya lebih tinggi dari Jari Kelingking itu?
jari_muslim
Itu mengartikan bahwa kehidupan yang di jalani oleh masyarakat manusia di zaman Idris sungguh memiliki peradaban yang lebih tinggi di banding ketika zaman Adam. Alias semakin berkembang.
Tidak heran juga mengapa sosok Budha yang tergambar duduk di tengah BUNGA TERATAI adalah melambangkan bahwa TERNYATA masyarakat manusia pada zaman itu sudah mampu melakukan perjalanan sampai ke Planet terujung, yakni planet Sidratul Muntaha. (TERATAI tempat berhenti). Dan Budha adalah orang yang memang di duga sosok Nabi Idris. Dan beliau sendiri menjadi simbol Miraj bagi kaumnya pada zaman itu.
Surat 50/36 :
“Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah binasa itu) telah pernah menjelajah di berbagai negeri…
Lebih lanjut, berbagai penemuan puluhan benda kuno namun canggih yang oleh ilmuwan disebut sebagai bukti kehebatan dari cerdasnya masyarakat zaman dahulu itu secara tidak langsung menggenapi analisa ini.
3. Jari Tengah (Zaman Nuh).
Mengapa Jari Tengah ukurannya lebih tinggi dari 2 jari sebelumnya, Jari Manis dan Jari Kelingking?
jari_muslim
Itu menandakan bahwa kehidupan masyarakat manusia di zaman Nuh adalah zaman Puncak peradaban. Di mana segala sendi kehidupan manusia pada zaman itu telah sampai pada titik tertingginya. Namun sungguh teramat sayang ketika kemajuan peradaban tidak membawa pada arah ketakwaan, akhirnya Allah menghukum mereka -masyarakat Zaman Nuh- dengan mengirimkan bencana Banjir Dahsyat. Dari situlah akhirnya orang-orang kafir dibinasakan sementara manusia yang selamat (Nuh beserta umatnya) berkembang biak kembali dan peradaban pun di mulai dari titik 0 lagi.
Dan Jari Tengah (Zaman Nuh) pun akhirnya menjadi BATAS TOLAK UKUR antara 2 episode perjalanan kehidupan manusia. Umat sebelum Zaman Nuh dan Umat sesudah Zaman Nuh.
4. Jari Telunjuk (Zaman Ibrahim).
Mengapa Jari Telunjuk ukurannya malah menjadi lebih rendah (turun) dibanding Jari tengah?
jari_muslim
“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongan Nuh”
Kelebihan Zaman Ibrahim adalah Allah menjadikan sosok nabi Ibrahim ini sebagai “Bapaknya” para nabi. Dari sini beliau dijadikan figur ajaran Tauhid bagi orang-orang yang mencari kebenaran. Sebab beliau merupakan orang Paling Pemberani yang pernah ada dalam menyebarkan ajaran paham satu Tuhan.
Dari sebab itulah kenapa Telunjuk saya simbolkan dengan zaman Ibrahim, karena Jari Telunjuk memang merupakan simbol untuk penyebutan angka 1.
Surat 6/161 :
“Katakanlah : “sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus…..”
Kembali ke pertanyaan mengapa ukuran Jari Telunjuk malah lebih rendah dari Jari tengah, itu sangat jelas mensinyalkan bahwa apa yang ada pada zaman nabi Ibrahim (mulai dari ukuran tubuh manusia, ukuran kepintaran manusia, ukuran kemakmuran manusia) semuanya menjadi menyusut di perkecil oleh Allah dibanding dengan kala manusia pada waktu sebelum zaman nabi Nuh. Dan yang paling sangat tampak adalah ukuran tubuh manusia yang dari masa ke masa terus mengalami penurunan. Hingga akhirnya perjalanan waktu tersebut berlaku dari zaman ke zaman menuju sampai pada zaman Muhammad (Jari Jempol). Zaman sisa-sisa.
5. Jari Jempol (Zaman Muhammad).
Surat 16/123 :
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : “Ikutilah agama Ibrahim…”
Surat 36/2-4 :
“Demi Alquran yang penuh hikmah”
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) salah seorang rasul-rasul”
“Di atas jalan yang lurus”.
jari_muslim
Jari Jempol (Zaman Muhammad) adalah jari yang paling pendek dari ke empat jari sebelumnya.
Mengisyaratkan bahwa apa yang ada pada zaman ini merupakan zaman sisa-sisa kehidupan. Segala keberhasilan kita dalam bidang teknologi yang kita banggakan, tetap tidak akan pernah sanggup untuk melampaui apa yang pernah di capai oleh umat sebelumnya.
Dari itulah Alquran sering kali menegaskan jika umat sebelum kita yang segala sesuatunya lebih tinggi (lebih hebat) saja mampu dibinasakan, apalagi zaman kita !!! Zaman pengulangan !!!
Surat 56/62 :
“Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
Namun disamping itu semua janganlah berkecil hati, sebab di balik rendahnya “derajat” zaman ini (zaman penghabisan) Allah tetap Maha Penyayang terhadap mahluk bernama manusia. Lihatlah betapa akhirnya Dia menurunkan Alquran melalui Muhammad sebagai kitab Ummul Ilmu (Ibu Ilmu). Sejalan dengan istilah pada Jari Jempol itu (Ibu Jari).
“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Alquran) kepada hambaNya, agar dia menjadi peringatan bagi seluruh alam.”
(QS. Al Furqaan : 1)
Continue Reading | komentar

Kota Ur Ditemukan, Muasal Nabi Ibrahim


Nabi Ibrahim atau Abraham, dikisahkan dalam kitab-kitab suci samawi diperintahkan untuk hijrah, keluar dari kota kelahirannya oleh Tuhan, Allah SWT.  Ia dijanjikan tanah yang lebih baik untuk kelangsungan kaumnya sebagai penyembah Tuhan yang monolitik.

Menarik, para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah kompleks bangunan dekat kota kuno Ur di Irak selatan, yang menjadi tempat tinggal dari Nabi Ibrahim.
 

Struktur itu diduga menjadi pusat pemerintahan Ur sekitar 4.000 tahun lalu. Menurut Alkitab, masa itu Abraham tinggal di sana sebelum berangkat menuju Kanaan.

Kompleks itu dekat lokasi Ziggurat yang sedang direkonstruksi, atau kuil Sumeria, kata Stuart Campbell dari Departemen Arkeologi Universitas Manchester, yang memimpin penggalian.

"Ini adalah penemuan yang menakjubkan," kata Campbell, Kamis, 4 April 2012. Kompleks itu begitu luas, sekitar ukuran lapangan sepak bola atau sekitar 80 meter di setiap sisi. Para arkeolog mengatakan kompleks seukuran dan seusia itu merupakan hal yang langka.

"Tampaknya itu adalah semacam bangunan publik. Ini mungkin merupakan gedung administrasi, mungkin memiliki hubungan agama atau pengawasan barang ke kota Ur," katanya kepada The Associated Press.

Kompleks ruangan di sekitar halaman besar itu ditemukan 20 kilometer dari Ur, ibu kota terakhir dari dinasti kerajaan Sumeria yang peradabannya berkembang 5.000 tahun yang lalu.

Artefak ditemukan di situs purbakala dekat rumah Nabi Ibrahim.Campbell mengatakan salah satu artefak yang mereka temukan adalah sebuah plakat liat berukuran 9 sentimeter yang menunjukkan seseorang mengenakan jubah panjang mendekati tempat suci.

"Selain artefak, situs itu dapat mengungkapkan kondisi lingkungan dan perekonomian daerah itu melalui analisis sisa-sisa tanaman dan hewan," ujar tim arkeologi.

Penggalian dimulai bulan lalu ketika satu tim Inggris beranggotakan enam orang bekerja sama dengan empat arkeolog Irak memelakukan penggalian di Tell Khaiber, provinsi Thi Qar, sekitar 320 kilometer di selatan Baghdad.

Tim Campbell adalah penggalian arkeologi tim Inggris pertama di Irak selatan sejak tahun 80-an. Penggalian itu juga diarahkan oleh Dr Jane Moon dari Manchester University dan arkeolog independen Robert Killick.

Dekade perang dan kekerasan telah membuat arkeolog internasional menjauh dari Irak, yang menjadi lokasi banyak situs arkeologi yang belum tereksplorasi. Namun, penggalian itu menunjukkan bahwa misi kolaboratif tersebut masih mungkin dilakukan di beberapa bagian Irak yang relatif stabil, seperti yang didominasi Syiah di selatan.

Penemuan-penemuan tersebut semakin mengungkap sejarah manusia berabad lalu, ketika paganisme masih dianut sekian banyak orang, ketika kitab-kitab suci belum lahir di muka bumi.




 

Sumber:
tempo
Continue Reading | komentar

Fakta Menakjubkan Nyamuk dan Keajaiban Al Quran



إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ (26) 
 
”Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah: 26)
 
Setiap hari terdapat penemuan-penemuan baru seputar makhluk kecil nan lemah ini (nyamuk). Baru-baru ini para ilmuwan menemukan bahwa nyamuk dapat mencari tahu di mana posisi seseorang dari hembusan nafas orang tersebut!
Allah telah membekali nyamuk dangan peralatan teknologi yang dapat menangkap gas karbon yang dikeluarkan (dihembuskan) oleh manusia, menganalisis kuantitasnya (jumlahnya) dan mengetahu sumbernya. 
 
Dan para ilmuwan menekankan bahwa serangga ini sangat sensitif terhadap gas karbon, bahkan dia memiliki kemampuan lebih unggul dari perangkat yang paling kompleks yang dibuat oleh manusia! 
 
Maka apakah kita mengetahui pentingnya makhluk ini dan sejauh mana kompleksitasnya? Apakah tidak pantas kalau dia (nyamuk) disebutkan oleh Allah dalam Kitab-Nya (al-Qur’an)? Jadi marilah kita dengarkan firman Al-Haq (Allah) Subhanahu wa Ta’ala ketika membantah orang-orang kafir yang menyanggah penyebutan serangga ini dalam Al Qur’an:
 

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ (26) 

”Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah: 26

Fakta Yang Menakjubkan Seputar Nyamuk: 
 
Berikut ini beberapa fakta yang menakjubkan seputar nyamuk: 
  • Ia adalah adalah betina 
  • Ia Memiliki seratus mata di kepalanya 
  • Di dalam mulutnya teradapat 48 gigi 
  • Ia memiliki tiga jantung di dalam tubuhnya lengkap dengan bagian-bagiannya 
  • Dia memiliki enam pisau di belalainya, dan masing-masing pisau tersebut memiliki fungsi yang berbeda 
  • Dia memiliki tiga sayap di masing-masing sisi 
  • Dia dilengkapi dengan sistem pendeteksi panas yang bekerja seperti infra merah, dan tugasnya memantulkan (merubah) warna kulit manusia pada kegelapan menjadi warna ungu hingga dapat dilihat olehnya. 
  • Dibekali dengan sistem bius (anestesi) lokal, yang membantunya ketika menusukkan jarum (sengatnya) ke kulit manusia tanpa mereka rasakan. Dan apa yang dirasakan oleh manusia seperti gigitan (sengatan) ketika digigit nyamuk, maka itu adalah akibat dari penghisapan darah 
  • Dilengkapi dengan sisten penguji (tes) darah, maka ia tidak menyedot semua jenis darah. 
  • Dilengkapi dengan perangkat untuk mencairkan darah, sehingga darah tersebut dapat mengalir di belalainya yang sangat kecil. 
  • Dan yang paling aneh dari ini semua adalah bahwa ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa di atas punggung nyamuk hidup serangga yang sangat kecil, sampai-sampai ia tidak bisa dilihat kecuali dengan Mikroskop. Dan ini adalah fakta yang telah disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
 

: (إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِي أَن يَضْرِبَ مَثَلاً مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا(….
 
”Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu….” (QS. Al-Baqarah: 26
 
Subhaanallah!!
Continue Reading | komentar

Mukjizat Al Quran dan Keajaiban Semut


bbc.co.uk


Al-Quran mengandung isyarat (sinyal) yang bagus
tentang struktur (susunan) tubuh semut,
dan bahwasanya ia (tubuh semut) bisa pecah.

♦♦♦

Maka apakah ilmu pengetahuan (modern) menemukan/mengungkapkan sesuatu yang dapat membuktikan akurasi teks Al-Qur’an? Maka marilah kira baca artikel berikut…. 
 
Semut berbicara 
Para ilmuwan setelah melakukan penelitian panjang terhadap dunia semut membuktikan (menetapkan) bahwa semut adalah serangga yang paling terorganisir, dan mereka memiliki sarana untuk berkomunikasi jarak jauh. Hal itu dilakukan melalui sekresi (pengeluaran) bahan (zat) khusus yang aromanya tersebar di setiap penjuru, dan bisa dibedakan oleh semut-semut lain dan dipahami oleh mereka.
Oleh sebab itu al-Qur’an telah mengabarkan kepada kita tentang fakta ilmiah yang tidak seorang pun meyakininya hingga beberapa waktu dekat ini, yaitu fakta saling komunikasi dan berbicara dalam dunia semut. 
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam kisah Nabi Sulaiman 'alaihissalam ketika ia pergi bersama tentaranya, dan saat mereka lewat di dekat lembah semut:
 
(حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ) [النمل: 18] 
 
“ Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak (memecahkan/meremukkan tubuhmu) oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml: 18) 
 
Semut Betina, Dialah Yang Memperingatkan Adanya Bahaya 
Subhanallahu! Dari fakta-fakta ilmiah yang telah terbukti, dan yang tidak seorang pun memiliki pengetahuan tentangnya pada zaman turunnya wahyu Al-Qur’an, bahwasanya semut betina dialah yang bertugas (bertanggung jawab) membela dan melindungi anggota koloni-nya dari setiap bahaya yang datang secara tiba-tiba
(Koloni: Kawanan binatang yang tinggal di suatu daerah, hidup sangat berdekatan dan saling berhubungan satu dengan yang lain).

Dan hal itu dengan cara mengeluarkan sinyal-sinyal ke seluruh anggota koloni agar waspada terhadap bahaya yang datang. 
 
Dan ini adalah apa yang diberitahukan oleh Al-Qur’an kepada kita, dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
 
(حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ) [النمل: 18] 
 
“ Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak (memecahkan tubuhmu) oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml: 18) 
 
Maka mari perhatikan bersama kami, bagaimana datang peringatan dari mulut (semut) betina. Maka, siapakah pada waktu itu yang tahu bahwasanya semut betina-lah yang bertanggung jawab melindungi (mempertahankan) koloni? 
 
Para ilmuwan telah membuktikan (menetapkan) bahwa semut berbicara dengan bahasa mereka sendiri, dan terbukti juga bahwa semut betina dialah yang memberikan peringatan terhadap setiap bahaya yang akan datang, dan tidak ada peran sedikitpun dari semut jantan di dalamnya. 
 
Oleh sebab itu, bentuk ungkapan dalam Al-Qur’an datang dalam bentuk mu’annats (wanita):

قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ …) [النمل: 18] 
 
Kata قَالَتْ adalah kata kerja untuk mu’annats, sedangkan mudzakkar-nya (laki-laki/jantan) adalah  قَالَ (tanpa huruf Ta’) 
 
Tubuh Semut Pecah/Remuk 
Pada zaman turunya Al-Qur’an, tidak seorang pun yang memiliki kemampuan untuk mempelajari struktur tubuh semut, atau mengetahui informasi apapun tentangnya.
Akan tetapi setelah dilakukan banyak penelitian dan kajian, para ilmuwan bisa memastikan bahwa kerangka lura tubuh semut sangat keras dan disebut exoskeleton.



Oleh karena itu, semut ketika terkena tekanan apapun, mereka pecah. Dan oleh sebab itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menceritakan ucapan semut:

…لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ …) [النمل: 18] 
 
“ ….Agar kamu tidak diinjak (memecahkan/meremukkan tubuhmu) oleh Sulaiman dan tentaranya, ….” (QS. An-Naml: 18) 
 
Dan pada kesimpulannya, bahwasanya penggunaan kata (يَحْطِمَنَّكُمْ) sangat tepat (akurat) sekali dari sisi ilmiah. Subhanallahu. 
 
Para ilmuwan telah menemukan bahwa tubuh semut dilapisi sebuah lapisan yang sangat keras yang bisa pecah, maksudnya tidak memiliki fleksibilitas yang membuatnya membungkuk, misalnya, akan tetapi ia pecah seperti kaca.

Oleh sebab itu datang penjelasan Ilahi untuk mengungkapkan tentang fakta ini, dengan kata يحطمنكم  (jangan sampai dia memecahkan/meremukan), bukankah ini adalah mukjizat Qurani?
Continue Reading | komentar

AlQuran Mengakui Keberadaan UFO?


Apakah benar kitab suci umat Islam mengakui keberadaan mahluk planet lain? Masalah ini selalu menjadi kajian menarik para ahli tafsir. Ada yang mengamini, dan ada pula yang menampiknya.

Berikut ini salah satu kajian yang ditulis oleh Yudi N. Ihsan, pegiat pengajian di Bremen, Jerman. Terlepas dari shahih atau masih perlu dikaji kembalinya tulisan Yudi N. Ihsan, berpulang kepada diri kita masing-masing.

Singkat kata, selamat membaca...

 
 ifanobi.com


Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar sepanjang masa. Pertamakali dibukukan di jaman Khalifah Abu Bakr, lalu pembukuannya disempurnakan di jaman Khalifah Umar bin Khathab. Sedangkan di jaman Khalifah Utsman mulai ditetapkan bentuk hurufnya serta diperbanyak sehingga dikenal istilah Rosam Utsmani. Ilmu tata bahasa al-Qur’an (nahwu dan sharaf) mulai diperkenalkan di jaman khalifah Ali bin Abi Thalib.

Salah satu keistimewaan al-Qur’an adalah memungkinkan penafsirannya yang terus berkembang dan selalu up to date. Salah satu contohnya adalah yang terdapat di dalam surat Ar-Ra’du (13) ayat 15.

Dan hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) “Man” yang ada di langit dan di Bumi, baik dengan kemauan sendiri (taat), ataupun terpaksa, begitupula bayang-bayangnya (ikut sujud) di pagi dan petang hari (QS 13:15).

Ayat tersebut menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi. Lalu siapakah yang dimaksud “Man” di dalam ayat ini?

1. Di dalam tata bahasa al-Qur’an (arab) “Man” menunjukan makhluk yang diberi akal. Sedangkan makhluk berakal yang diciptakan Allah swt ada 4, yaitu: Malaikat, Iblis, Jin, dan Manusia. Oleh sebab itu makhluk-makhluk lain seperti binatang, tumbuhan, atau benda mati tidak bisa disebut “Man” tetapi disebut “Maa”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka “Man” bermakna “Siapa” dan “Maa” bermakna “Apa”.

2. Ciri-ciri “Man” yang dimaksud di dalam ayat di atas adalah:
a) Sujud dengan taat kepada Allah;
b) Sujud dengan terpaksa kepada Allah; dan
c) Memiliki bayang-bayang.
Ayat tersebut berbunyi: Walillahi yasjudu Man fi ssamaawaati wal ardhi, jika diterjemahkan menjadi: Dan kepada Allah “Man” di langit dan di Bumi bersujud/beribadah. Itu bunyi paragraf pertama dari ayat tersebut.

Paragraf ini menjelaskan adanya “Man” di langit dan di Bumi yang bersujud/beribadah kepada Allah. Lalu dilanjutkan dengan kalimat: Thou’an wa karhan wa dzilaluhum…., jika diterjemahkan menjadi: Taat, dan terpaksa, dan bayang-bayang mereka…… paragraf ini menjelaskan cirri-ciri “Man” yang dimaksud pada paragraf pertama. Bahwa sujud/ibadahnya si “Man” yang dimaksud di atas kadang kala taat, kadang terpaksa, dan mereka memiliki bayang-bayang.

3. Perlu diketahui lagi bahwa kata As-samaawaati pada ayat tersebut berbentuk jamak. Sehingga menjadi petunjuk bahwa “Man” yang berada di luar planet Bumi akan tersebar di banyak planet lain.

4. Jika melihat ciri-ciri tersebut diatas maka tidak mungkin yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Malaikat, karena Malaikat selalu patuh kepada Allah, tidak pernah terpaksa, dan tidak memiliki bayang-bayang.

5. Juga tidak mungkin yang maksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Iblis, karena Iblis tidak pernah taat kepada Allah serta tidak memiliki bayang-bayang.

6. Dan tidak mungkin pula yang dimaksud “Man” di dalam ayat tersebut adalah Jin. Walaupun ada Jin yang taat dan terpaksa, tetapi Jin tidak memiliki bayang-bayang.

7. Maka yang dimaksud dengan “Man” pada ayat tersebut adalah makhluk seperti manusia. Yaitu mahkluk yang kadang kala taat, atau terpaksa serta memiliki bayang-bayang. Oleh sebab itu, ayat tersebut menjadi petunjuk adanya makhluk berakal seperti manusia di luar planet Bumi.

Disamping “Man”, di luar planet Bumi pun Allah swt pun menciptakan “Maa” dari kelompok binatang melata. Sebagaimana firman Allah swt di dalam surat An-Nahl (16) ayat 49.

Dan hanya kepada Allah-lah sujud “Maa” yang melata yang ada dilangit dan “Maa” yang melata yang ada di Bumi. Dan para Malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri. (QS 16:49).

Ayat tersebut menjelaskan adanya “Maa” dan “Malaikat” di langit dan di Bumi yang selalu sujud kepada Allah serta tidak sombong. Pada ayat ini tidak ada istilah terpaksa, sebagai bukti bahwa Malaikat dan “Maa” selalu sujud dengan taat kepada Allah swt.

Mengakhiri pembahasan tentang makhluk di luar Bumi maka silahkan simak firman Allah swt di dalam surat Asy-Syura (42) ayat 29.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah menciptakan langit dan Bumi dan “Maa” yang melata yang Ia sebarkan pada keduanya. DAN IA MAHA KUASA UNTUK MENGUMPULKAN (MEMPERTEMUKAN) SEMUANYA (MAKHLUK LANGIT DAN BUMI) APABILA IA BERKEHENDAK (QS 42:29).

Ayat tersebut menjadi petunjuk adanya kemungkinan pertemuan (interaksi) antara manusia yang ada di langit dengan manusia yang ada di Bumi bahkan kemungkinan saling berjodoh, tentunya jika Allah swt sudah berkehendak. Wallahu a’lam bishowab.







Sumber:
Continue Reading | komentar

10 Fakta Unik Dan Menarik Tentang Islam Di Dunia



1. Nama “Muhammad” adalah nama yang paling populer di seluruh Dunia, dan menempati urutan nomor dua di negara inggris untuk nama bayi laki-laki ( urutan pertama ditempati oleh nama ‘Jack’ )
2. Albania merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama Islam
3. Kata-kata berikut ini diserap dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice, Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl, yang mempunyai arti bubuk
4. Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menggambarkan pentingnya persamaan hak antara pria dan wanita ( secara perhitungan matematik ). Kata “Pria” dan “Wanita” di dalam Al-Qur’an sama-sama berjumlah 24
5. Tidak ada apa-apa di dalam Ka’bah
6. Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di Dunia menurut banyak sumber, diperkirakan akan menjadi agama nomor 1 pada tahun 2030
7. Umat Hindu percaya bahwa di dalam Ka’Bah ada salah satu dari Tuhan mereka yang bernama “Shiva Lingam”
8. Nabi Muhammad SAW melaksanakan ibadah haji hanya sekali dalam hidupnya
9. Jikalau sekarang Al-Qur’an dihancurkan, maka versi arab dari Al-Qur’an akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Huffaz yang telah menghafalkan kata-kata di dalam Al-Qur’an dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.
10. Nama original dari kota suci Madinah adalah “YATHRIB”
Continue Reading | komentar

Foto-foto Peninggalan Nabi Muhammad SAW Di Dunia

baju nabi muhammad.SAW:
topi perang:
baju dan barang2 rasullah
kotak gigi rasullah:
kunci ka'bah di jaman rasul:
pedang rasul:



jejak kaki rasul:
rambut rasul:
tulisan rasul:
sorban rasul:
gigi dan rambut rasul
mangkok minum rasul:


Continue Reading | komentar

Kisah Ashabul Kahfi

"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung kedalam gua lalu mereka berdoa, "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)." (QS al-Kahfi:10).
Dengan panjang lebar kitab Qishashul Anbiya mulai dari halaman 566 meriwayatkan sebagai berikut:
Dikala Umar bin Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah, "Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi.
"Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan," sahut Khalifah Umar.
"Jelaskan kepada kami tentang induk kunci (gembok) mengancing langit, apakah itu?" Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanyaannya. "Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu? Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin! Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau induknya! Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh (gemak) disaat ia sedang berkicau! Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan dikala ia sedang berkokok! Apakah yang dikatakan oleh kuda disaat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak diwaktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai disaat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?"
Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berpikir sejenak, kemudian berkata, "Bagi Umar, jika ia menjawab 'tidak tahu' atas pertanyaan-pertanyaan yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!''
Mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata, "Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!"
Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: "Kalian tunggu sebentar!"
Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: "Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam!"
Imam Ali r.a. bingung, lalu bertanya: "Mengapa?"
Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar bin Khattab. Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher) peninggalan Rasulullah SAW. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil berkat,: "Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!"
Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib herkata, "Silahkan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasulullah SAW sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu!"
Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata, "Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman!" "Ya baik!" jawab mereka.
"Sekarang tanyakanlah satu demi satu," kata Ali bin Abi Thalib.
Mereka mulai bertanya, "Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?"
"Induk kunci itu," jawab Ali bin Abi Thalib, "ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik laki-laki ataupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai kehadirat Allah!"
Para pendeta Yahudi bertanya lagi, "Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?"
Ali bin Abi Thalib menjawab, "Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah!"
Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata, "Orang itu benar juga!" Mereka bertanya lebih lanjut, "Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya!"
"Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta," jawab Ali bin Abi Thalib. "Nabi Yunus AS dibawa keliling ketujuh samudera!"
Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi, "Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!"
Ali bin Abi Thalib menjawab, "Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman AS putera Nabi Dawud AS, Semut itu berkata kepada kaumnya, 'Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sadar!"
Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya, "Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan diatas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun diantara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!"
Ali bin Abi Thalib menjawab, "Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam. Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim. Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular)."
Dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawaban-jawaban serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali r.a. lalu mengatakan, "Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah!"
Tetapi seorang pendeta lainnya, bangun berdiri sambil berkata kepada Ali bin Abi Thalib, "Hai Ali, hati teman-temanku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda."
"Tanyakanlah apa saja yang kau inginkan," sahut Imam Ali.
"Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang yang pada zaman dahulu sudah mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana hikayat tentang mereka itu?" Tanya pendeta tadi.
Ali bin Ali Thalib menjawab, "Hai pendeta Yahudi, mereka itu ialah para penghuni gua. Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya. Jika engkau mau, akan kubacakan kisah mereka itu."
Masjid Gua Kahfi Yang Lama. Pendeta Yahudi itu menyahut, "Aku sudah banyak mendengar tentang Qur'an kalian itu! Jika engkau memang benar-benar tahu, coba sebutkan nama-nama mereka, nama ayah-ayah mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!"
Ali bin Abi Thalib kemudian membetulkan duduknya, menekuk lutut kedepan perut, lalu ditopangnya dengan burdah yang diikatkan ke pinggang. Lalu ia berkata, "Hai saudara Yahudi, Muhammad Rasulullah SAW kekasihku telah menceritakan kepadaku, bahwa kisah itu terjadi di negeri Romawi, disebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus. Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus (Ephese). Baru setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (Tarse, sekarang terletak di dalam wilayah Turki). Penduduk negeri itu dahulunya mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia, berita kematiannya didengar oleh seorang raja Persia bernama Diqyanius. Ia seorang raja kafir yang amat congkak dan dzalim. Ia datang menyerbu negeri itu dengan kekuatan pasukannya, dan akhirnya berhasil menguasai kota Aphesus. Olehnya kota itu dijadikan ibukota kerajaan, lalu dibangunlah sebuah Istana."
Baru sampai disitu, pendeta Yahudi yang bertanya itu berdiri, terus bertanya, "Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku bentuk Istana itu, bagaimana serambi dan ruangan-ruangannya!"
Ali bin Abi Thalib menerangkan, "Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana yang sangat megah, terbuat dari batu marmer. Panjangnya satu farsakh (+/- 8 km) dan lebarnya pun satu farsakh. Pilar-pilarnya yang berjumlah seribu buah, semuanya terbuat dari emas, dan lampu-lampu yang berjumlah seribu buah, juga semuanya terbuat dari emas. Lampu-lampu itu bergelantungan pada rantai-rantai yang terbuat dari perak. Tiap malam apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya. Disebelah timur serambi dibuat lubang-lubang cahaya sebanyak seratus buah, demikian pula di sebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi. Raja itu pun membuat sebuah singgasana dari emas. Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta. Di sebelah kanannya tersedia 80 buah kursi, semuanya terbuat dari emas. Di situlah para hulubalang kerajaan duduk. Disebelah kirinya juga disediakan 80 buah kursi terbuat dari emas, untuk duduk para pepatih dan penguasa-penguasa tinggi lainnya. Raja duduk di atas singgasana dengan mengenakan mahkota di atas kepala."
Sampai disitu pendeta yang bersangkutan berdiri lagi sambil berkata, "Jika engkau benar-benar tahu, coba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat?"
"Hai saudara Yahudi," kata Imam Ali menerangkan, "Mahkota raja itu terbuat dari kepingan-kepingan emas, berkaki 9 buah, dan tiap kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana bintang-bintang menerangi kegelapan malam. Raja itu juga mempunyai 50 orang pelayan, terdiri dari anak-anak para hulubalang. Semuanya memakai selempang dan baju sutera berwarna merah. Celana mereka juga terbuat dari sutera berwarna hijau. Semuanya dihias dengan gelang-gelang kaki yang sangat indah. Masing-masing diberi tongkat terbuat dari emas. Mereka harus berdiri di belakang raja. Selain mereka, raja juga mengangkat 6 orang, terdiri dari anak-anak para cendekiawan, untuk dijadikan menteri-menteri atau pembantu-pembantunya. Raja tidak mengambil suatu keputusan apa pun tanpa berunding lebih dulu dengan mereka. Enam orang pembantu itu selalu berada di kanan kiri raja, tiga orang berdiri di sebelah kanan dan yang tiga orang lainnya berdiri di sebelah kiri."
Pendeta yang bertanya itu berdiri lagi, lalu berkata, "Hai Ali, jika yang kau katakan itu benar, coba sebutkan nama enam orang yang menjadi pembantu-pembantu raja itu!"
Menanggapi hal itu, Imam Ali r.a. menjawab, "Kekasihku Muhammad Rasulullah SAW menceritakan kepadaku, bahwa tiga orang yang berdiri disebelah kanan raja, masing-masing bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun tiga orang pembantu yang berdiri di sebelah kiri, masing-masing bernama Martelius, Casitius dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segala urusan.
Tiap hari setelah raja duduk dalam serambi istana dikerumuni oleh semua hulubalang dan para punggawa, masuklah tiga orang pelayan menghadap raja. Seorang diantaranya membawa piala emas penuh berisi wewangian murni. Seorang lagi membawa piala perak penuh berisi air sari bunga. Sedang yang seorangnya lagi membawa seekor burung. Orang yang membawa burung ini kemudian mengeluarkan suara isyarat, lalu burung itu terbang di atas piala yang berisi air sari bunga. Burung itu berkecimpung didalamnya dan setelah itu ia mengibas-ngibaskan sayap serta bulunya, sampai sari-bunga itu habis dipercikkan ke semua tempat sekitarnya.
Kemudian si pembawa burung tadi mengeluarkan suara isyarat lagi. Burung itu terbang pula. Lalu hinggap di atas piala yang berisi wewangian murni. Sambil berkecimpung didalamnya, burung itu mengibas-ngibaskan sayap dan bulunya, sampai wewangian murni yang ada dalam piala itu habis dipercikkan ke tempat sekitarnya. Pembawa burung itu memberi isyarat suara lagi. Burung itu lalu terbang dan hinggap di atas mahkota raja, sambil membentangkan kedua sayap yang harum semerbak di atas kepala raja.
Pintu Masuk Gua Ashabul Kahfi. Demikianlah raja itu berada di atas singgasana kekuasaan selama tiga puluh tahun. Selama itu ia tidak pernah diserang penyakit apa pun, tidak pernah merasa pusing kepala, sakit perut, demam, berliur, berludah atau pun beringus. Setelah sang raja merasa diri sedemikian kuat dan sehat, ia mulai congkak, durhaka dan dzalim. Ia mengaku-aku diri sebagai "tuhan" dan tidak mau lagi mengakui adanya Allah SWT.
Raja itu kemudian memanggil orang-orang terkemuka dari rakyatnya. Barang siapa yang taat dan patuh kepadanya, diberi pakaian dan berbagai macam hadiah lainnya. Tetapi barang siapa yang tidak mau taat atau tidak bersedia mengikuti kemauannya, ia akan segera dibunuh. Oleh sebab itu semua orang terpaksa mengiakan kemauannya. Dalam masa yang cukup lama, semua orang patuh kepada raja itu, sampai ia disembah dan dipuja. Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah SWT.
Pada suatu hari perayaan ulang-tahunnya, raja sedang duduk di atas singgasana mengenakan mahkota di atas kepala, tiba-tiba masuklah seorang hulubalang memberi tahu, bahwa ada balatentara asing masuk menyerbu kedalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan peperangan terhadap raja. Demikian sedih dan bingungnya raja itu, sampai tanpa disadari mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala. Kemudian raja itu sendiri jatuh terpelanting dari atas singgasana. Salah seorang pembantu yang berdiri di sebelah kanan --seorang cerdas yang bernama Tamlikha-- memperhatikan keadaan sang raja dengan sepenuh pikiran. Ia berpikir, lalu berkata di dalam hati, "Kalau Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya, tentu ia tidak akan sedih, tidak tidur, tidak buang air kecil atau pun air besar. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan.
Enam orang pembantu raja itu tiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat salah seorang dari mereka secara bergiliran. Pada satu hari tibalah giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya. Mereka berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha sendiri tidak ikut makan dan minum. Teman-temannya bertanya, 'Hai Tamlikha, mengapa engkau tidak mau makan dan tidak mau minum?'
'Teman-teman,' sahut Tamlikha, 'hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur.'
Teman-temannya mengejar, 'Apakah yang merisaukan hatimu, hai Tamlikha?'
'Sudah lama aku memikirkan soal langit,' ujar Tamlikha menjelaskan. 'Aku lalu bertanya pada diriku sendiri,'siapakah yang mengangkatnya ke atas sebagai atap yang senantiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari atas dan tanpa tiang yang menopangnya dari bawah? Siapakah yang menjalankan matahari dan bulan di langit itu? Siapakah yang menghias langit itu dengan bintang-bintang bertaburan?' Kemudian kupikirkan juga bumi ini, 'Siapakah yang membentang dan menghamparkan-nya di cakrawala? Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah, tidak goncang dan tidak miring?' Aku juga lama sekali memikirkan diriku sendiri, 'Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku? Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku? Semuanya itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius'…"
Teman-teman Tamlikha lalu bertekuk lutut di hadapannya. Dua kaki Tamlikha diciumi sambil berkata, 'Hai Tamlikha dalam hati kami sekarang terasa sesuatu seperti yang ada di dalam hatimu. Oleh karena itu, baiklah engkau tunjukkan jalan keluar bagi kita semua!'
'Saudara-saudara,' jawab Tamlikha, 'baik aku maupun kalian tidak menemukan akal selain harus lari meninggalkan raja yang dzalim itu, pergi kepada Raja Pencipta Langit dan Bumi!'
'Kami setuju dengan pendapatmu,' sahut teman-temannya.
Tamlikha lalu berdiri, terus beranjak pergi untuk menjual buah kurma, dan akhirnya berhasil mendapat uang sebanyak 3 dirham. Uang itu kemudian diselipkan dalam kantong baju. Lalu berangkat berkendaraan kuda bersama-sama dengan lima orang temannya.
Kamar Ashabul Kahfi Sebelah Barat.   Kamar Ashabul Kahfi Sebelah Timur.
Setelah berjalan 3 mil jauhnya dari kota, Tamlikha berkata kepada teman-temannya, 'Saudara-saudara, kita sekarang sudah terlepas dari raja dunia dan dari kekuasaannya. Sekarang turunlah kalian dari kuda dan marilah kita berjalan kaki. Mudah-mudahan Allah akan memudahkan urusan kita serta memberikan jalan keluar. Mereka turun dari kudanya masing-masing. Lalu berjalan kaki sejauh 7 farsakh, sampai kaki mereka bengkak berdarah karena tidak biasa berjalan kaki sejauh itu.
Tiba-tiba datanglah seorang penggembala menyambut mereka. Kepada penggembala itu mereka bertanya,'Hai penggembala, apakah engkau mempunyai air minum atau susu?'
'Aku mempunyai semua yang kalian inginkan,' sahut penggembala itu. 'Tetapi kulihat wajah kalian semuanya seperti kaum bangsawan. Aku menduga kalian itu pasti melarikan diri. Coba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kalian itu!'
'Ah…, susahnya orang ini,' jawab mereka. 'Kami sudah memeluk suatu agama, kami tidak boleh berdusta. Apakah kami akan selamat jika kami mengatakan yang sebenarnya?' 'Ya,' jawab penggembala itu.
Tamlikha dan teman-temannya lalu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka. Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera bertekuk lutut di depan mereka, dan sambil menciumi kaki mereka, ia berkata, 'Dalam hatiku sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian. Kalian berhenti sajalah dahulu di sini. Aku hendak mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemiliknya. Nanti aku akan segera kembali lagi kepada kalian.'
Tamlikha bersama teman-temannya berhenti. Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya. Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti oleh seekor anjing miliknya."
Waktu cerita Imam Ali sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya melonjak berdiri lagi sambil berkata, "Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu, coba sebutkan apakah warna anjing itu dan siapakah namanya?"
"Hai saudara Yahudi," kata Ali bin Abi Thalib, "Anjing itu berwarna kehitam-hitaman dan bernama Qithmir. Ketika enam orang pelarian itu melihat seekor anjing, masing-masing saling berkata kepada temannya, kita khawatir kalau-kalau anjing itu nantinya akan membongkar rahasia kita! Mereka minta kepada penggembala supaya anjing itu dihalau saja dengan batu.
Anjing itu melihat kepada Tamlikha dan teman-temannya, lalu duduk di atas dua kaki belakang, menggeliat, dan mengucapkan kata-kata dengan lancar dan jelas sekali, 'Hai orang-orang, mengapa kalian hendak mengusirku, padahal aku ini bersaksi tiada tuhan selain Allah, tak ada sekutu apa pun bagi-Nya. Biarlah aku menjaga kalian dari musuh, dan dengan berbuat demikian aku mendekatkan diriku kepada Allah SWT.'
Anjing itu akhirnya dibiarkan saja. Mereka lalu pergi. Penggembala tadi mengajak mereka naik ke sebuah bukit. Lalu bersama mereka mendekati sebuah gua."
Pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu, bangun lagi dari tempat duduknya sambil berkata, "Apakah nama gunung itu dan apakah nama gua itu?"
Imam Ali menjelaskan, "Gunung itu bernama Naglus dan nama gua itu ialah Washid, atau disebut juga dengan nama Kheram!"
Ali bin Abi Thalib meneruskan ceritanya, "Secara tiba-tiba di depan gua itu tumbuh pepohonan berbuah dan memancur mata-air deras sekali. Mereka makan buah-buahan dan minum air yang tersedia di tempat itu. Setelah tiba waktu malam, mereka masuk berlindung di dalam gua. Sedang anjing yang sejak tadi mengikuti mereka, berjaga-jaga duduk sambil menjulurkan dua kaki depan untuk menghalang-halangi pintu gua. Kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat maut supaya mencabut nyawa mereka. Kepada masing-masing orang dari mereka Allah SWT mewakilkan dua Malaikat untuk membalik-balik tubuh mereka dari kanan ke kiri. Allah lalu memerintahkan matahari supaya pada saat terbit condong memancarkan sinarnya ke dalam gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai meninggalkan mereka dari arah kiri.
Suatu ketika waktu raja Diqyanius baru saja selesai berpesta ia bertanya tentang enam orang pembantunya. Ia mendapat jawaban, bahwa mereka itu melarikan diri. Raja Diqyanius sangat gusar. Bersama 80.000 pasukan berkuda ia cepat-cepat berangkat menyelusuri jejak enam orang pembantu yang melarikan diri. Ia naik ke atas bukit, kemudian mendekati gua. Ia melihat enam orang pembantunya yang melarikan diri itu sedang tidur berbaring di dalam gua. Ia tidak ragu-ragu dan memastikan bahwa enam orang itu benar-benar sedang tidur.
Kepada para pengikutnya ia berkata, 'Kalau aku hendak menghukum mereka, tidak akan kujatuhkan hukuman yang lebih berat dari perbuatan mereka yang telah menyiksa diri mereka sendiri di dalam gua. Panggillah tukang-tukang batu supaya mereka segera datang ke mari!'
Setelah tukang-tukang batu itu tiba, mereka diperintahkan menutup rapat pintu gua dengan batu-batu dan jish (bahan semacam semen). Selesai dikerjakan, raja berkata kepada para pengikutnya, "Katakanlah kepada mereka yang ada di dalam gua, kalau benar-benar mereka itu tidak berdusta supaya minta tolong kepada Tuhan mereka yang ada di langit, agar mereka dikeluarkan dari tempat itu.,
Dalam gua tertutup rapat itu, mereka tinggal selama 309 tahun.
Setelah masa yang amat panjang itu lewat, Allah SWT mengembalikan lagi nyawa mereka. Pada saat matahari sudah mulai memancarkan sinar, mereka merasa seakan-akan baru bangun dari tidurnya masing-masing. Yang seorang berkata kepada yang lainnya, 'Malam tadi kami lupa beribadah kepada Allah, mari kita pergi ke mata air!'
Setelah mereka berada di luar gua, tiba-tiba mereka lihat mata air itu sudah mengering kembali dan pepohonan yang ada pun sudah menjadi kering semuanya. Allah SWT membuat mereka mulai merasa lapar. Mereka saling bertanya, 'Siapakah diantara kita ini yang sanggup dan bersedia berangkat ke kota membawa uang untuk bisa mendapatkan makanan? Tetapi yang akan pergi ke kota nanti supaya hati-hati benar, jangan sampai membeli makanan yang dimasak dengan lemak-babi.'
Tamlikha kemudian berkata, 'Hai saudara-saudara, aku sajalah yang berangkat untuk mendapatkan makanan. Tetapi, hai penggembala, berikanlah bajumu kepadaku dan ambillah bajuku ini!'
Setelah Tamlikha memakai baju penggembala, ia berangkat menuju ke kota. Sepanjang jalan ia melewati tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalnya, melalui jalan-jalan yang belum pernah diketahui. Setibanya dekat pintu gerbang kota, ia melihat bendera hijau berkibar di angkasa bertuliskan, 'Tiada Tuhan selain Allah dan Isa adalah Roh Allah.'
Tamlikha berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu berkata seorang diri, 'Kusangka aku ini masih tidur!' Setelah agak lama memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil. Ia berpapasan dengan orang-orang yang belum pernah dikenal. Setibanya di sebuah pasar ia bertanya kepada seorang penjaja rot, 'Hai tukang roti, apakah nama kota kalian ini?' 'Aphesus,' sahut penjual roti itu.
'Siapakah nama raja kalian?' tanya Tamlikha lagi. 'Abdurrahman,' jawab penjual roti.
'Kalau yang kau katakan itu benar,' kata Tamlikha, 'urusanku ini sungguh aneh sekali! Ambillah uang ini dan berilah makanan kepadaku!'
Melihat uang itu, penjual roti keheran-heranan. Karena uang yang dibawa Tamlikha itu uang zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat."
Pendeta Yahudi yang bertanya itu kemudian berdiri lagi, lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib, "Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, coba terangkan kepadaku berapa nilai uang lama itu dibanding dengan uang baru!"
Imam Ali menerangkan, "Uang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan uang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru!"
Imam Ali kemudian melanjutkan ceritanya, "Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha, 'Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun! Berikan sisa uang itu kepadaku! Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!'
'Aku tidak menemukan harta karun,' sangkal Tamlikha. 'Uang ini ku dapat tiga hari yang lalu dari hasil penjualan buah kurma seharga tiga dirham! Aku kemudian meninggalkan kota karena orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!'
Penjual roti itu marah. Lalu berkata, 'Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa uangmu itu kepadaku? Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam! Apakah dengan begitu engkau hendak memperolok-olok aku?'
Tamlikha lalu ditangkap. Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berpikir dan bersikap adil. Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha, 'Bagaimana cerita tentang orang ini?' 'Dia menemukan harta karun,' jawab orang-orang yang membawanya.
Kepada Tamlikha, Raja berkata, 'Engkau tak perlu takut! Nabi Isa AS memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu. Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat.'
Tamlikha menjawab, 'Baginda, aku sama sekali tidak menemukan harta karun! Aku adalah penduduk kota ini!'
Raja bertanya sambil keheran-heranan, 'Engkau penduduk kota ini?' 'Ya. Benar,' sahut Tamlikha.
'Adakah orang yang kau kenal?' tanya raja lagi. 'Ya, ada,' jawab Tamlikha.
'Coba sebutkan siapa namanya,' perintah raja. Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan. Mereka berkata. 'Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?'
'Ya, tuanku,' jawab Tamlikha. 'Utuslah seorang menyertai aku!'
Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi. Oleh Tamlikha mereka diajak menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu. Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengantarkan, 'Inilah rumahku!'
Pintu rumah itu lalu diketuk. Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia. Sepasang alis di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata karena sudah terlampau tua. Ia terperanjat ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang, 'Kalian ada perlu apa?'
Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut, 'Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya!'
Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha. Sambil mengamat-amati ia bertanya, 'Siapa namamu?' 'Aku Tamlikha anak Filistin!'
Tulang Belulang Ashabul Kahfi yang ditemukan Tahun 1963. Orang tua itu lalu berkata, 'Coba ulangi lagi!' Tamlikha menyebut lagi namanya. Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap. 'Ini adalah datukku! Demi Allah, ia salah seorang diantara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka." Kemudian diteruskannya dengan suara haru, 'Ia lari berlindung kepada Yang Maha Perkasa, Pencipta langit dan bumi. Nabi kita, Isa AS, dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahwa mereka itu akan hidup kembali!'
Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian dilaporkan kepada raja. Dengan menunggang kuda, raja segera datang menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi. Setelah melihat Tamlikha, raja segera turun dari kuda. Oleh raja Tamlikha diangkat ke atas pundak, sedangkan orang banyak beramai-ramai menciumi tangan dan kaki Tamlikha sambil bertanya-tanya, 'Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu?'
Kepada mereka Tamlikha memberi tahu, bahwa semua temannya masih berada di dalam gua.
Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh dua orang bangsawan istana. Seorang beragama Islam dan seorang lainnya lagi beragama Nasrani. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua," demikian Imam Ali melanjutkan ceritanya.
"Teman-teman Tamlikha semuanya masih berada di dalam gua itu. Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka, 'Aku khawatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau gemerincingnya senjata. Mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua. Oleh karena itu kalian berhenti saja di sini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka!'
Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata, 'Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius!'
Tamlikha menukas, 'Ada urusan apa dengan Diqyanius? Tahukah kalian, sudah berapa lamakah kalian tinggal di sini?'
'Kami tinggal sehari atau beberapa hari saja,' jawab mereka.
'Tidak!' sangkal Tamlikha. 'Kalian sudah tinggal di sini selama 309 tahun! Diqyanius sudah lama meninggal dunia! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!'
Teman-teman Tamlikha menyahut, 'Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh jagad?' 'Lantas apa yang kalian inginkan?' Tamlikha balik bertanya.
'Angkatlah tanganmu ke atas dan kami pun akan berbuat seperti itu juga,' jawab mereka. Mereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa, 'Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!'
Allah SWT mengabulkan permohonan mereka. Lalu memerintahkan Malaikat maut mencabut kembali nyawa mereka. Kemudian Allah SWT melenyapkan pintu gua tanpa bekas. Dua orang bangsawan yang menunggu-nunggu segera maju mendekati gua, berputar-putar selama tujuh hari untuk mencari-cari pintunya, tetapi tanpa hasil. Tak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lainnya ke dalam gua. Pada saat itu dua orang bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah SWT. Dua orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua, sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.
Bangsawan yang beragama Islam lalu berkata, 'Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah tempat ibadah di pintu gua itu.'
Sedang bangsawan yang beragama Nasrani berkata pula, 'Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku! Akan ku dirikan sebuah biara di pintu gua itu.'
Dua orang bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan yang beragama Islam."
Sampai di situ Imam Ali bin Abi Thalib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua. Kemudian berkata kepada pendeta Yahudi yang menanyakan kisah itu, "Itulah, hai Yahudi, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka. Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang ku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Taurat kalian?"
Pendeta Yahudi itu menjawab, "Ya Abal Hasan, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu huruf pun! Sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya. Aku pun bersaksi juga, bahwa engkau orang yang paling berilmu di kalangan umat ini!"
Demikianlah hikayat tentang para penghuni gua (Ashhabul Kahfi), kutipan dari kitab Qishasul Anbiya yang tercantum dalam kitab Fadha 'ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah, tulisan As Sayyid Murtadha Al Huseiniy Al Faruz Aabaad, dalam menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh Imam Ali bin Abi Thalib dari Rasul SAW.
Continue Reading | komentar

fans page

twitter

 
EMCEYE Copyright © 2012. TEKCOMJAR™ - All Rights Reserved
Template Modify by maneduli.com Inspired EMCEYE.Inc
Proudly powered by Blogger