Ketika tubuh beristirahat, otak manusia tetap aktif. Itulah yang menyebabkan manusia bermimpi ketika tidur. Ada bukti penelitian yang menyebutkan bahwa mimpi bisa membuat orang bertambah pintar.
Pengetahuan yang diserap otak pada siang hari seringkali terpotong-potong menjadi khayalan aneh yang dihasilkan di malam hari. Para ilmuwan telah menemukan bahwa bermimpi mengenai hal-hal yang telah dipelajari berkaitan dengan peningkatan kinerja dalam kegiatan yang dimimpikan.
Ketika tidur, penelitian menunjukkan bahwa pola aktivitas otak yang sama dialami ketika tubuh terjaga. Pada tahun 2011, Unit Gangguan Tidur Rumah Sakit Pitié-Salpetriere di Paris melakukan penelitian untuk memastikan hal ini.
Peneliti mengajarkan serangkaian gerakan tari kepada sekelompok pasien yang memiliki gangguan tidur sleepwalking (tidur sambil berjalan). Peneliti kemudian merekam subyek saat sedang tidur. Ketika sedang tertidur dan berbaring di kasur dengan mata tertutup, wanita yang telah diajari gerakan tari tersebut melakukan gerakan tarian yang telah ia pelajari sebelumnya.
"Selama tidur, manusia mengulangi ketrampilan nyata yang baru dipelajari untuk pertama kali secara langsung dan tidak ambigu," kata peneliti, Delphine Oudiette seperti dilansir Time, Kamis (5/1/2012).
Kebanyakan orang tentu saja tidak banyak bergerak ketika tidur. Meskipun demikian, otaknya tetap aktif. Ketika tubuh beristirahat, ilmuwan berteori bahwa otak memproses informasi dan peristiwa penting yang baru saja dialami, kemudian mengintegrasikannya ke dalam memori yang luas. Hal ini lah yang mungkin menjelaskan mengapa mimpi menjadi terlihat seperti campuran pengalaman baru dan kenangan lama yang aneh.
Mimpi tentang sesuatu yang baru saja dipelajari bisa menjadi tanda bahwa pengetahuan yang baru telah diproses dengan efektif. Dalam sebuah penelitian tahun 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, para peneliti di Harvard Medical School melaporkan bahwa mahasiswa yang bermimpi tentang tugas komputer yang telah dipelajari menunjukkan peningkatan 10 kali lipat dalam kemampuannya menyelesaikan tugas dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memimpikan tugasnya.
Robert Stickgold, salah seorang peneliti Harvard, menyarankan bahwa belajar yang tepat sebaiknya dilakukan sebelum tidur atau setelah tidur siang setelah belajar di sore hari. Pasalnya, hal itu akan meningkatkan kemungkinan bermimpi tentang materi yang telah dipelajari.
Beberapa ilmuwan ada yang menduga bahwa proses belajar dapat ditingkatkan dengan cara bermimpi. Mereka meminta para peserta penelitian untuk berlatih keterampilan mental sembari tidur.
Dalam penelitian pertama yang diterbitkan dalam jurnal The Sport Psychologist pada tahun 2010, psikolog dari Universitas Bern, Daniel Erlacher menginstruksikan peserta untuk bermimpi melemparkan koin ke cangkir.
Hasilnya, mereka yang berhasil bermimpi tentang tugas tersebut mengalami peningkatan kemampuan dalam melemparkan koin di kehidupan nyata secara signifikan. Eksperimen Erlacher ini makin memperbesar kemungkinan bahwa manusia bisa melatih dirinya sendiri sembari tidur.